
Ada banyak sekali sosok teladan berupa anak kecil yang hidup pada zaman Nabi yang bisa diteladani anak kita. Yang merupakan salah satu dari sekian banyak cerita anak islami yang menyentuh hati yang pernah ditorehkan pada zaman Nabi—mungkin Abi dan Ummi baru dengar hari ini—yaitu Uwais al-Qarni.
Seorang pemuda dengan mata biru, rambut merah, pundak yang lapang panjang, wajah yang cukup tampan, kulit kemerah-merahan, dagu yang menempel di dada karena selalu melihat pada tempat sujudnya, tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya, ahli membaca Alquran, serta pakaiannya hanya dua helai yang sudah kusut: yang satu untuk penutup badan dan yang satunya untuk selendangan. Tiada orang yang menghiraukan, tak dikenal oleh penduduk bumi, tetapi sangat terkenal di langit. Ya, dia sangat terkenal di langit dan kalimat tersebut langsung datang dari bibir Rasulullah saw.. Gelar tersebut dia dapatkan karena sangat menyayangi dan menghormati ibunya. Tiada urusan lain melebihi cintanya kepada sang ummi, kecuali Allah.
Uwais al-Qarni merupakan sosok anak yang sangat sederhana dan hanya seorang penggembala domba. Tidak ada hal yang bisa dia banggakan selain rasa cintanya terhadap Rasulullah saw.. Uwais tidak pernah bertemu Rasulullah sebelumnya dan hanya mendengar namanya.
Banyak tetangganya yang telah memeluk Islam, pergi ke Madinah untuk mendengarkan ajaran Nabi Muhammad saw. secara langsung. Sekembalinya di Yaman, mereka memperbarui rumah tangga mereka dengan cara kehidupan Islam. Alangkah sedihnya hati Uwais setiap melihat tetangganya yang baru datang dari Madinah. Mereka itu telah bertamu dan bertemu dengan kekasih Allah penghulu para Nabi, sedangkan ia sendiri belum. Kecintaannya kepada Rasulullah menumbuhkan kerinduan yang kuat untuk bertemu dengan sang kekasih, tetapi apalah daya. Ia tak punya bekal yang cukup untuk ke Madinah dan yang lebih ia beratkan adalah sang ibu yang jika ia pergi, tak ada yang merawatnya.
Namun, suatu hari, Uwais memiliki kesempatan untuk pergi ke Madinah. Sayangnya, ia tidak berhasil bertemu dengan Rasulullah saw. karena beliau sedang pergi berperang. Karena ketaatan kepada ibunya, pesan ibunya tersebut telah mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi saw.. Akhirnya, ia dengan terpaksa mohon pamit kepada sayyidatina Aisyah r.a. untuk segera pulang ke negerinya. Dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi saw. dan melangkah pulang dengan perasaan haru.
Sepulangnya Rasulullah dari perang, beliau menanyakan perihal seseorang yang mencarinya kepada Aisyah r.a. Setelah itu, tanpa mengetahui latar belakang siapa Uwais al-Qarni, Rasulullah saw. langsung mengatakan bahwasanya dia adalah anak yang taat kepada ibunya dan ia adalah penghuni langit (sangat terkenal di langit). Mendengar perkataan baginda Rasulullah saw., sayyidatina Aisyah r.a. dan para sahabatnya tertegun. Menurut informasi sayyidatina Aisyah r.a., memang benar ada yang mencari Nabi saw. dan segera pulang kembali ke Yaman karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama.
Rasulullah saw. bersabda, “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia (Uwais al-Qarni), perhatikanlah, ia mempunyai tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya.” Setelah itu, beliau , Rasulullah saw., memandang kepada sayidina Ali bin Abi Thalib dan sayidina Umar bin Khattab r.a. dan bersabda, “Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istigfarnya. Dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni bumi.” Peristiwa tersebutlah yang membuat Rasulullah saw. memberikan gelar anak yang dikenal di langit karena rasa hormat, cinta, dan sayang terhadap ibunya sangat tinggi.
Demikianlah cerita anak islami yang menyentuh hati tentang Uwais al-Qarni. Semoga cerita tersebut bermanfaat dan anak-anak kita kelak dapat menjadi sosok seperti Uwais al-Qarni. Semoga kita dapat pula meneladani cerita anak islami yang menyentuh hati lainnya. Amin.