
Di tengah menjalankan ibadah puasa Ramadan, mengenali beberapa jenis puasa sangat tepat. Selain sebagai sarana edukasi untuk abi, ummi, dan anak-anak, juga sebagai momentum untuk memperkenalkan puasa-puasa yang diperintahkan. Perlu diketahui bahwa jenis puasa beragam, mulai yang diperintahkan, yang diutamakan, hingga yang haram jika dilakukan. Oleh karena itu, perlu untuk kita mengenal berbagai jenis puasa agar tidak menjadi salah paham. Berikut 4 jenis puasa menurut hukum asal diperintahkannya, antara lain sebagai berikut.
Puasa Wajib
Jenis puasa yang pertama ialah puasa wajib. Puasa ini wajib hukumnya karena merupakan perintah langsung dari Allah Swt., yaitu puasa bulan Ramadan. Selain puasa Ramadan, macam puasa wajib ini, yaitu puasa kafarah dan puasa nazar. Puasa kafarah merupakan puasa yang dilakukan sebagai denda atas pelanggaran yang ia perbuat, salah satunya melakukan hubungan seksual dengan istri di bulan Ramadan. Sementara itu, puasa nazar ialah puasa sebagai akibat janji yang diucapkan lewat lisan karena alasan-alasan tertentu.
Puasa Sunah

Jenis puasa berikutnya, yaitu puasa sunah. Jenis puasa ini boleh dijalankan boleh juga ditinggalkan, tetapi jika dilaksanakan, mendapatkan keutamaan yang dijanjikan oleh Nabi Muhammad saw.. Dalam setahun, ada beberapa hari yang diperintahkan untuk menjalankan puasa karena keistimewaan hari-hari itu. Adapun beberapa puasa sunah, yaitu puasa 6 hari di bulan Syawal, puasa hari ‘arafah (tanggal 9 Dzulhijjah), puasa hari ‘asyura’ (tanggal 10 Muharram), dan puasa bulan Syakban.
Ada pula karena keutamaan yang diperintahkan oleh Nabi Muhammad saw. dalam setiap bulan, yaitu puasa ayyamul bidh atau puasa tengah bulan (setiap tanggal 13, 14, dan 15 dalam kalender Hijriah). Ada juga puasa sunah yang diperintahkan karena keistimewaannya hari tersebut pada tiap-tiap pekan, yaitu puasa hari Senin dan hari Kamis. Selain itu, disunahkan juga puasa Daud, yaitu sehari puasa dan sehari berbuka begitu selanjutnya.
Puasa Makruh
Jenis puasa selanjutnya adalah puasa yang dimakruhkan. Jenis puasa ini jika dilakukan tidak berdosa. Namun, jika ditinggalkan, justru mendapatkan pahala. Beberapa puasa makruh, misalnya puasa hari Jumat, hari Sabtu, maupun hari Ahad secara khusus; puasa sepanjang tahun atau ad-dahr; puasa wishal (puasa terus menyambung tanpa berbuka); puasa ‘arafah bagi orang yang menunaikan haji; puasa di pertengahan sampai akhir bulan Syakban; dan puasanya seorang istri tanpa seizin suaminya.
Puasa Haram
Jenis puasa yang terakhir, yaitu puasa yang diharamkan jika dilakukan. Jenis puasa ini jika dilakukan akan mendapatkan dosa, mengingat Allah Swt. telah mengistimewakan hari-hari ini. Hari-hari itu adalah puasa hari ‘idhain (Hari Raya Idulfitri dan Iduladha), puasa hari tasyrik (3 hari setelah Hari Raya Iduladha tanggal 11, 12, dan 13 bulan Dzulhijjah). Selain itu, pada hari-hari yang meragukan juga haram untuk melaksanakannya, meskipun tetap sah dalam berpuasa, yaitu puasa pada hari yang meragukan (yaum asy-syak) di antara tanggal 30 bulan Syakban atau tanggal 1 bulan Ramadan.
Itulah jenis-jenis puasa yang perlu diketahui oleh Abi dan Ummi. Semoga menjadi referensi berharga dalam menjalankan ibadah puasa lainnya. Selain itu, hendaknya Abi dan Ummi meninggalkan puasa-puasa yang dimakruhkan, alih-alih sampai menjalankan puasa yang diharamkan. Untuk puasa sunah, perlu Abi dan Ummi coba untuk melatih si kecil dalam mempersiapkannya menjalankan ibadah puasa bulan Ramadan. Wallahualam bissawab.