
Di zaman modern ini, segala sesuatunya terasa mudah karena kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi ini membuat kita sangat bergantung dalam menjalani pekerjaan di berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam kehidupan rumah tangga. Kadang-kadang kita pun menginginkan teknologi terbaru yang dimiliki oleh tetangga atau teman sekantor, misalnya tablet baru, handphone baru, atau notebook baru. Jika kita tak bisa mengontrol keinginan atau rasa iri tersebut dan terlebih lagi selalu mewujudkannya tanpa pikir panjang, tentu hal itu dapat merusak perencanaan keuangan keluarga yang telah kita buat, bahkan bisa jadi itu membuat kita justru berutang kepada orang lain.

Hal yang disebutkan di atas tentu merupakan suatu pemborosan yang jika tak terpenuhi, tidak akan memberikan dampak apa-apa kepada diri kita dan keluarga. Apa saja yang menyebabkan pemborosan? Lalu, bagaimana cara mengatasi agar pemborosan tersebut tidak terjadi? Abi dan Ummi, mari kita simak pembahasan berikut ini.
1. Maraknya Teknologi Baru

Di zaman seperti sekarang, sebagian besar orang tidak bisa lepas dari teknologi, walaupun harga barang-barang berteknologi saat ini tidaklah murah. Mengapa? Ini karena teknologi membuat pekerjaan kita lebih mudah, misal kita bisa berkomunikasi jarak jauh dengan keluarga, teman, atau rekan bisnis hanya lewat email, BBM, WhatsApp, Line, atau Skype. Hal ini pun semakin didukung dengan semakin meningkatnya teknologi yang ada.
Kebutuhan akan penggunaan teknologi yang semakin maju seringkali membuat kita sulit menahan keinginan untuk membeli produk berteknologi terbaru. Kesulitan mengontrol keinginan tersebut membuat kita dengan senang hati memaksakan diri untuk memenuhi keinginan tersebut. Alhasil, pemborosan keuangan pun terjadi dan perencanaan keuangan keluarga juga menjadi berantakan. Terlebih lagi, jika kita sudah memiliki anak. Saat anak kita melihat temannya memiliki handphone atau tablet terbaru, kadang-kadang mereka pun menginginkan barang serupa, bahkan yang teknologinya lebih canggih lagi. Sebagai orang tua, kita pun seringkali tidak tega melihat sang anak bersedih karena keinginannya tidak terpenuhi sehingga kita pun memenuhinya, walaupun kita tahu bahwa ia tidak membutuhkannya. Akhirnya, pemborosan pun kembali terjadi.
2. Diskon yang Menggiurkan

Hampir semua toko sangat pintar saat memainkan harga dagangannya. Mereka menarik perhatian konsumen dengan menawarkan diskon yang cukup besar. Ya, siapa yang tidak tertarik dengan diskon yang besar? Hal ini pula yang menyebabkan terjadinya pemborosan, apalagi bagi kaum hawa yang senang sekali berbelanja. Sebagai contoh, ketika ada diskon pakaian yang cukup besar, seringkali kita tergiur untuk membelinya, padahal pakaian di rumah masih banyak dan bagus. Kita pun akhirnya melakukan pemborosan.
Dua hal yang disebutkan di atas merupakan hal yang paling sering menyebabkan pemborosan karena kesulitan menahan keinginan. Padahal, pemborosan yang terus-menerus terjadi dapat mengakibatkan kondisi keuangan keluarga tidak stabil. Perencanaan keuangan yang telah dibuat pun bisa berantakan. Lebih buruk lagi, pengeluaran kita semakin membengkak hingga mengharuskan kita berutang demi memenuhi kebutuhan sehari-hari karena seringkali kita memenuhi keinginan tanpa memikirkan kebutuhan sudah terpenuhi atau belum. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Abi dan Ummi perlu membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Penuhilah kebutuhan terlebih dahulu. Jangan sampai saat keinginan kita terpenuhi, kebutuhan kita justru terabaikan. Selain itu, jangan mudah tergiur dengan teknologi baru yang muncul atau diskon besar-besaran. Jangan membeli barang yang sudah kita miliki dan kondisinya masih bagus serta masih dapat digunakan.