
Saat kita sudah berkeluarga, tentunya kita perlu mengatur banyak hal, di antaranya mengatur keuangan keluarga. Banyak sekali masalah yang terjadi seandainya kita tidak mengatur keuangan keluarga. Salah satu contohnya, sebuah penelitian mengatakan bahwa ada beberapa hal penyebab utama perceraian dan penyebab paling tinggi adalah masalah ekonomi.
Penelitian tersebut menyebutkan bahwa perceraian karena masalah ekonomi banyak terjadi di kalangan keluarga ekonomi lemah. Mereka tidak mengatur keuangan keluarga. Akibatnya, penghasilannya seolah-olah cepat habis dan tidak tahu harus melakukan apa. Bahkan, menurut pakar keuangan Ligwina Hananto, itu tidak terjadi di kalangan keluarga miskin saja. Menurut Ligwina, “Kadang-kadang, masalahnya bukan pada jumlah penghasilan, melainkan mereka tidak bisa mengatur keuangan keluarga.” Atas dasar tersebutlah, kali ini www.abiummi.com akan menghadirkan 7 tip mengatur keuangan keluarga. Selamat menyimak!
1. Ketahui Semua Jumlah Penghasilan Keluarga.

Ummi harus mengetahui jumlah penghasilan Abi dan jika Ummi ikut bekerja, Abi pun harus mengetahui jumlah penghasilan Ummi. Jumlahkan total penghasilan Abi dan Ummi, lalu catat. Jika ada penghasilan tambahan dari sumber lain, catatlah juga. Intinya, kita harus mencatat semua penghasilan yang didapat supaya jelas cara mengaturnya.
2. Susun Rencana Keuangan Keluarga

Untuk kali pertama, buatlah rencana keuangan keluarga yang sederhana saja, tidak perlu terlalu rumit. Caranya, siapkan kertas kosong, lalu buatlah tabel dengan dua kolom. Kolom pertama adalah kolom pemasukan, sedangkan kolom kedua adalah kolom pengeluaran. Isilah sedetail mungkin sehingga kita tahu uang keluarga digunakan untuk apa saja. Setelah itu, coba susun lagi dengan pengeluaran yang lebih realistis.
3. Bedakan antara “butuh” dan “ingin”.

Misalnya, susu anak, apakah itu pengeluaran karena keinginan atau kebutuhan? Pertanyaan selanjutnya, apakah membeli baju sutra halus termasuk kebutuhan atau keinginan belaka? Mari bedakan dengan bijak antara kebutuhan dan keinginan. Tentu saja, keinginan bisa kita tunda sementara waktu, sedangkan kebutuhan harus kita penuhi.
4. Hindari utang.

Sebenarnya, utang boleh-boleh saja. Agama kita memperbolehkannya. Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya,” (S. Al-Baqarah: 282). Namun, Islam sendiri memiliki aturan yang ketat tentang utang. Dalam Alquran, ayat tentang utang adalah ayat terpanjang. Ini artinya, Allah menempatkan masalah utang sebagai hal yang sangat penting dalam dinul-Islam. Abi dan Ummi yang belum ahli mengatur keuangan keluarga sebaiknya hindari utang.
5. Jangan boros.

Apakah Abi selalu ingin membeli gadget keluaran terbaru? Bukankah Android yang lama masih bagus dan sama sekali tidak rusak? Mengapa ingin membeli lagi? Apakah Ummi selalu ingin beli baju baru setiap seminggu sekali? Bukankah baju di lemari sudah banyak? Mengapa harus beli baju baru lagi? Ingat Abi dan Ummi, jangan boros dan ingatlah selalu bahwa mengatur keuangan keluarga sangat penting.
6. Menabunglah

Menabung adalah kegiatan yang sangat penting. Dengan menabung, kita bisa memiliki dana cadangan bila terjadi apa-apa. Dalam hadis riwayat Bukhari, dikatakan bahwa Rasulullah saw. pernah membeli kurma dari Bani Nadhir dan menyimpannya untuk perbekalan setahun buat keluarga. Ada juga hadis yang menyatakan, “Simpanlah sebagian dari harta kamu untuk kebaikan masa depan kamu karena itu jauh lebih baik bagimu,” (H.R. Bukhari). Ternyata, Rasulullah pun sampai menabung perbekalan untuk kebutuhan setahun. Saat ini, seberapa banyak Abi dan Ummi menabung untuk mengatur keuangan keluarga?
7. Investasilah.

Selain melakukan keenam cara di atas, jangan lupa untuk berinvestasi. Sebenarnya, bagaimana cara berinvestasi yang baik? Mungkin hal ini akan dijelaskan dengan lebih detail di lain kesempatan. Apakah Abi dan Ummi tahu bahwa Utsman bin Affan pun berinvestasi dan hasil investasinya masih ada sampai saat ini? Di Arab Saudi, sampai saat ini, masih ada rekening atas nama Utsman bin Affan dan itu masih terus bertambah. Dahulu, Utsman pernah membeli sebuah sumur, kemudian membagikannya kepada kaum muslimin. Setelah itu, tidak ada seorang pun yang menyangka bahwa hasil dari sumur itu masih memberikan manfaat kepada kaum muslimin dan diri Utsman bin Affan sendiri. Oleh karena itu, berinvestasilah, Abi dan Ummi, demi mengatur keuangan keluarga.